Baru-baru ini, proyek keuangan Web3 Lombard Finance mengumumkan penjualan Token, yang memicu perdebatan di industri. Proyek ini berencana untuk menjual 1,5% Token dengan valuasi sebesar 4,5 miliar dolar, setara dengan 67,5 juta dolar. Strategi penetapan harga ini membuat banyak calon investor merasa bingung, karena tampaknya tidak sesuai dengan kondisi pasar saat ini.
Lombard Finance didirikan pada tahun 2024, produk inti mereka LBTC bertujuan untuk membawa Bitcoin ke dalam ekosistem DeFi. LBTC adalah Token yang terikat 1:1 dengan Bitcoin, sambil mampu menghasilkan keuntungan bagi pemegangnya. Upaya inovatif ini memiliki potensi untuk membuka jalan baru untuk aplikasi Bitcoin dalam keuangan terdesentralisasi.
Perlu dicatat bahwa Lombard Finance didukung oleh lembaga-lembaga terkenal seperti Babylon Ecosystem Fund dan ether.fi, yang menunjukkan bahwa proyek ini memiliki keunggulan sumber daya dan potensi perkembangan tertentu. Namun, mengingat banyaknya proyek yang menerbitkan Token secara bersamaan di pasar saat ini, para investor perlu lebih hati-hati dalam menilai rasio biaya-manfaat dari setiap kesempatan.
Untuk investor yang berminat berpartisipasi, perlu menyelesaikan proses KYC (Kenali Pelanggan Anda) di platform buidlpad. Proses ini akan dimulai pada 26 Agustus pukul 12:00 UTC dan biasanya mencakup penyediaan dokumen standar seperti paspor dan bukti alamat.
Meskipun ide inovatif dan latar belakang kuat Lombard Finance patut diperhatikan, namun valuasi yang tinggi dan ambang partisipasi yang cukup tinggi mungkin membuat beberapa investor ragu. Dalam lingkungan pasar saat ini, nampaknya pihak proyek meremehkan sentimen kehati-hatian para investor, dan strategi penetapan harganya lebih mirip dengan periode gejolak ICO tahun 2017.
Seiring dengan perkembangan industri Web3 yang terus berlanjut, keseimbangan antara valuasi proyek dan realitas pasar menjadi semakin penting. Investor perlu menganalisis potensi proyek dengan lebih rasional, bukan secara buta mengikuti tren valuasi yang tinggi. Pada saat yang sama, pihak proyek juga harus lebih memperhatikan penciptaan nilai jangka panjang, bukan hanya skala pendanaan jangka pendek.
Secara keseluruhan, kasus pendanaan Lombard Finance memberikan kita kesempatan untuk memikirkan tentang penilaian proyek Web3 dan strategi pendanaan. Ini mengingatkan kita bahwa dalam industri yang cepat berubah ini, inovasi, pragmatisme, dan adaptasi pasar sama pentingnya.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Baru-baru ini, proyek keuangan Web3 Lombard Finance mengumumkan penjualan Token, yang memicu perdebatan di industri. Proyek ini berencana untuk menjual 1,5% Token dengan valuasi sebesar 4,5 miliar dolar, setara dengan 67,5 juta dolar. Strategi penetapan harga ini membuat banyak calon investor merasa bingung, karena tampaknya tidak sesuai dengan kondisi pasar saat ini.
Lombard Finance didirikan pada tahun 2024, produk inti mereka LBTC bertujuan untuk membawa Bitcoin ke dalam ekosistem DeFi. LBTC adalah Token yang terikat 1:1 dengan Bitcoin, sambil mampu menghasilkan keuntungan bagi pemegangnya. Upaya inovatif ini memiliki potensi untuk membuka jalan baru untuk aplikasi Bitcoin dalam keuangan terdesentralisasi.
Perlu dicatat bahwa Lombard Finance didukung oleh lembaga-lembaga terkenal seperti Babylon Ecosystem Fund dan ether.fi, yang menunjukkan bahwa proyek ini memiliki keunggulan sumber daya dan potensi perkembangan tertentu. Namun, mengingat banyaknya proyek yang menerbitkan Token secara bersamaan di pasar saat ini, para investor perlu lebih hati-hati dalam menilai rasio biaya-manfaat dari setiap kesempatan.
Untuk investor yang berminat berpartisipasi, perlu menyelesaikan proses KYC (Kenali Pelanggan Anda) di platform buidlpad. Proses ini akan dimulai pada 26 Agustus pukul 12:00 UTC dan biasanya mencakup penyediaan dokumen standar seperti paspor dan bukti alamat.
Meskipun ide inovatif dan latar belakang kuat Lombard Finance patut diperhatikan, namun valuasi yang tinggi dan ambang partisipasi yang cukup tinggi mungkin membuat beberapa investor ragu. Dalam lingkungan pasar saat ini, nampaknya pihak proyek meremehkan sentimen kehati-hatian para investor, dan strategi penetapan harganya lebih mirip dengan periode gejolak ICO tahun 2017.
Seiring dengan perkembangan industri Web3 yang terus berlanjut, keseimbangan antara valuasi proyek dan realitas pasar menjadi semakin penting. Investor perlu menganalisis potensi proyek dengan lebih rasional, bukan secara buta mengikuti tren valuasi yang tinggi. Pada saat yang sama, pihak proyek juga harus lebih memperhatikan penciptaan nilai jangka panjang, bukan hanya skala pendanaan jangka pendek.
Secara keseluruhan, kasus pendanaan Lombard Finance memberikan kita kesempatan untuk memikirkan tentang penilaian proyek Web3 dan strategi pendanaan. Ini mengingatkan kita bahwa dalam industri yang cepat berubah ini, inovasi, pragmatisme, dan adaptasi pasar sama pentingnya.